Maafkan masa lalumu, ceriakan hari ini mu, dan tawakalkan masa depanmu. Fighting salma!!!
20.42 |
Renca Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
20.34 |
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan
Pendidikan : SMK NEGERI 1 KOTA SOLOK
Kelas :
X
Semester : 1 (GANJIL)
Program
Keahlian : TEKNIK ELEKTRONIKA
Mata
Pelajaran : Menerapkan
Dasar–Dasar Kelistrikan
Jumlah Pertemuan : 1 x pertemuan
A.
Kompetensi
Inti:
1.
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya
2.
Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama,
cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia
3.
Memahami,menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4.
Mengolah,
menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B.
Kompetensi
Dasar
1.1 Menunjukkan sikap senang, percaya
diri, motivasi internal, sikap kritis, bekerjasama, jujur dan percaya diri
dalam menyelesaikan berbagai permasalahan nyata.
1.2 Memiliki sikap toleran terhadap
proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif
1.3 Menjelaskan
arus,tegangan dan tahanan listrik
C. Indikator
1. Kognitif :
a
Produk
(Penggalan materi 1)
1)
Mengidentifikasi
jenis rangkaian resistor
2)
Menjelaskan
konsep rangkaian seri resistor
3)
Menjelaskan
konsep rangkaian parallel resistor
4)
Menjelaskan
konsep rangkaian campuran resistor
b
Proses
(Penggalan materi 2)
1.
Menghitung rangkaian
seri resistor
2.
Menghitung
rangkaian parallel resistor
3.
Menghitung
rangkaian campuran resistor
2. Keterampilan
:(Penggalan materi 3)
a
Menghitung
rangkaian seri resistor sesuai prosedur
b
Menghitung
Rangkaian parallel resistor sesuai prosedur
c
Menghitung
rangkaian campuran resistorsesuai prosedur
D. Tujuan Pembelajaran :
1.
Kognitif :
a
Produk
1)
Secara mandiri dan
tanpa membuka bahan ajar, siswa dapat menjelaskan Konsep rangkaian seri resistor.
2)
Secara mandiri dan
tanpa membuka bahan ajar, siswa mampu
menjelaskan konsep rangkaian parallel resistor
3)
Secara mandiri dan
tanpa membuka bahan ajar, siswa mampu
menjelaskan konsep rangkaian campuran resistor
b
Proses
Setelah pembelajaran berakhir, siswa dapat :
1)
Menghitung nilai
resistansi total dari rangkaian seri resistor
2)
Menghitung nilai
resistansi total dari rangkaian parallel
resistor
3)
Menghitung nilai
resistansi total dari rangkaian campuran
resistor
2.
Keterampilan :
a.
Setelah pembelajaran
berakhir, siswa mampu :
1)
Menghitung nilai
resistansi total dari rangkaian seri resistor sesuai prosedur
2)
Menghitung nilai
resistansi total dari rangkaian parallel sesuai prosedur
3)
Menghitung nilai
resistansi total dari rangkaian parallel sesuai prosedur
E.
Materi
Ajar : Rangkaian Resistor
F.
Alokasi
Waktu : 1 x 40 menit
G.
Model
dan Metode Pembelajaran : Model Pembelajaran Langsung (MPL) dan
Kooperatif
H.
Kegiatan Pembelajaran
A.
Pendahuluan
Kegiatan
|
Penilaian oleh Pengamat
|
Catatan Pengamat
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1.
Memberi salam dan memulai pelajaran
dengan membaca basmallah dan berdoa (Fase 1)
2.
Mengcek kehadiran peserta didik
(Fase 1)
3.
Memotivasi siswa dengan menayangkan
gambar aplikasi rangkaian seri dan parallel dalam kehidupan sehari-hari (Fase
1)
4.
Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran
produk, proses, psikomotorik, keterampilan sosial dan perilaku berkarakter(Fase
1)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
B.
Inti
Kegiatan
|
Penilaian oleh Pengamat
|
Catatan Pengamat
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1.
Guru menyampaikan materi tentang
rangkaian seri, paralel dan campuran resistor. (Fase 1)
2.
Guru mengorganisasikan siswa dalam
kelompok yang berjumlah 2 - 4 orang serta
membagikan komponen resistor dan
papan breadboard.(Fase 2)
3.
Membimbing siswa melakukan cara
membuat rangkaian seri dan parallel resistor pada papan breadboard
4.
Mengajak siswa menghitung resistansi
total dari rangkaian seri dan paralel resistor dengan mengggunakan software
assistan.(Fase 3)
5.
Mengajak siswa menghitung rangkaian
campuran resistor dan menganalisanya bersama-sama
6.
mengecek pemahaman siswa dan
memberikan umpan balik (Fase 4)
7. Pelatihan lanjutan
dan penerapan tentang apa yang telah dipelajari para siswa, diberikan oleh
guru dengan cara memberikan tugas kepada para siswa dan menjawab pertanyaan
yang relevan. (Fase 5)
|
|
|
|
|
|
C.
Penutup
Kegiatan
|
Penilaian oleh Pengamat
|
Catatan Pengamat
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1.
Bersama siswa, guru menyimpulkan
materi pelajaran
2.
Melakukan penilaian
dan/atau refleksi terha-dap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram
3.
Memberi tugas kepada siswa untuk mengulang
kembali pelajaran tentang Rangkaian Resistor di rumah
|
|
|
|
|
|
I.
Penilaian
Hasil Belajar
1.
LP1 :
Sikap Prilaku Karakter
2.
LP2 :
Sikap Sosial
3.
LP3 : Produk dilengkapi kunci LP1
4.
LP4 : Proses
5.
LP5 : Keterampilan
J.
Sumber
Pembelajaran
1.
Modul Dasar – Dasar Kelistrikan
2.
Silabus
3.
LKS
4.
Alat : Komputer
Daftar
Pustaka
Siswoyo. 2008. Teknik Listrik Industri
Silabus Teknik Audio Video SMK
Negeri 1 Mandau 2010
Silabus Materi Menerapkan Dasar-Dasar
Kelistrikan SMK Negeri 1 Mandau
Mengetahui Padang,
Kepala
Sekolah, Guru,
S U G I T O, S.Pd. M.Si SALMANILA
NIP.19630323198011002 NIM.
1203044
blok penerima FM
02.13 |
LAPORAN PRATIKUM
TEKNIK AUDIO DAN RADIO
BLOK PENERIMA FM
OLEH
SALMANILA/1203044
A.
Tujuan :
Setelah pratikumini siswa iharapkan
dapat:
- Mengetahui blok rangkaian fungsi dari bagian penerima radio FM.
- Mengetahui krakteristik kerja rangkain penerima FM.
- Melihat besaran bentuk sinyal dari masing-masing bagian pada penerima FM.
B.
Alat dan Bahan:
Alat dan bahan yang ibutuhkan pada
pratikum kali ini adalah:
- Trainer penerima FM
- Osiloskop
- RFG
- Mulitimeter
- Toolset
- Kabel listrik
- Teori Pendukung
Radio komunikasi FM merupakan radio
broadcast yang banyak digunakan. Dibandingkan dengan jenis radio komunikasi
yang lainnya dikarenakan suara yang dihasilkan jauh lebih bersih dibandingkan
yang lainnya dan gangguan dari noise terhadap sinyal informasi yang dihasilkan
jauh lebih rendah dibandingkan radio siaran lain. Radio komunikasi FM bekerja
pada spektrum frekuensi VHF 88-108 MHz dengan jenis modulasi frekuensi (FM).
Pada system komunikasi broadcast FM selain suara yang dihasilkan lebih bersih
juga menggunakan system stereo yang akan menghasilkan suara lebih bagus dibandingkan
dengan system mono sesuai dengan format system audio yang banyak
dikembangkan yaitu format audio stereo.
Gambar 1.Blok diagram penerima FM
mono.
Bagian antena (Aerial) berfungsi
menerima sinyal gelombang elektromagnetik di udara yang berasal dari stasiun
pemancar dan merubahnya menjadi gelombang listrik dan diteruskan kebagian
penala. Bagian RF, Mixer dan Oscilator berfungsi sebagai bagian penala (tuning)
yang berfungsi memilih siaran yang diinginkan dan akan menghasilkan frekuensi
IF sebesar 10,7 MHz. Bagian ini disebut juga dengan frekuensi converter,
karena bagian ini merubah besaran frekuensi yang diterima di antenna yang
berkisaran antara frekuensi 88-108 MHz menjai frekuensi antara IF sebesar
10,7MHz.
Penguat IF memperkuatkan frekuensi
antara 10,7 MHz yang berasal dari bagian penala dan besarannnya disesuaikan
engan bagian berikutnya ari blok diagram.
FM demodulator atau yang dikenal
juga dengan De-Empasis berfungsi memisahkan sinyal carier dengan sinyal suara.
Pada bagian ini sinyal dihasilkan sudah murni sinyal audio,bukan sinyal yang
masih termodulasi yaitu sinyal yang masih tercampur antar audio dan sinyal
carier.
AF Voltage Amplifier dan AF Power
Ampifier merupakan bagian penguat suara yang akan memperkuatkan sinyal suara
dan menggerakkan loadspeaker sehingga menghasilkan getaran suara yang dapat
didengarkan oleh telinga manusia dan pada system stereo bagian ini teriri dari
dua buah penguat yang akan menggerakkan dua buah loadspeaker.
Blok diagram Penerima FM Stereo
Di dalam radio penerima, pesan asli
yang dipindahkan ke bagian frekuensi pembawa diproses dan dideteksi sehingga
diperoleh kembali sinyal pesan asli yang dikirimkan oleh pemancar FM. Proses
pengembalian pesan asli dari bagian frekuensi pembawa ini dapat dinikmati
setelah melalui beberapa tahapan proses pada tiap bagian blok diagram radio
penerima FM.
Berikut ini gambar Blok diagram
radio penerima FM :
1. Antena Penerima.
Antena dapat bersifat omnidirectional
(ke segala arah) untuk pemakaian umum atau sangat terarah untuk komunikasi
titik ke titik. Gelombang yang merambat dari pemancar menginduksi tegangan
lemah dalam antena penerima. Besarnya amplitudo tegangan antena yang terinduksi
antara beberapa puluh milivolt sampai kurang dari 1 mikrovolt, tergantung pada
berbagai kondisi. Pada penerima FM komersial banyak digunakan antena
omnidirectional 1/4 lamda (panjang gelombang) untuk pemakaian umum dengan
menggunakan chasis pesawat sebagai pentanahan.
2. Penguat Tala RF.
Tingkat ini menaikkan daya sinyal ke
tingkat yang cocok untuk masukan ke pencampur (mixer) dan membantu mengisolasi
osilator lokal dari antena. Tingkat ini tidak memiliki tingkat pemilahan
frekuensi yang tinggi, tetapi berperan untuk menolak sinyal-sinyal yang sangat
jauh dari saluran yang diinginkan. Tingkat daya sinyal ini perlu dinaikkan
sebelum dicampurkan, karena adanya derau yang tidak diinginkan masuk ke tingkat
pencampur.
3. Osilator Lokal.
Osilator lokal dalam penerima ditala
untuk menghasilkan frekuensi fLO yang berbeda dengan frekuensi sinyal datang
fRF sebesar frekuensi intermediate (antara) fIF. Dengan demikian fLO adalah
sama dengan fRF + fIF atau fRF – fIF. Pada banyak penerapan, seringkali digunakan
frekuensi osilator lokal fLO lebih tinggi dibandingkan dengan frekuensi sinyal
datang fRF, sehingga berlaku persamaan fLO = fRF + fIF atau fIF = fLO – fRF.
4. Mixer.
Merupakan pencampur, alat tidak
linear yang menggeserkan sinyal yang diterima pada fRF ke frekuensi
intermediate fIF. Modulasi pada pembawa yang diterima juga diubah ke frekuensi
intermediate.
5. Penguat Tala IF.
Berfungsi menaikkan sinyal ke
tingkat yang cocok untuk dideteksi dan menyediakan sebagian besar pemilahan
frekuensi yang diperlukan untuk “melewatkan” sinyal yang diperlukan dan
menyaring keluar (filter) sinyal-sinyal yang tidak diinginkan yang terdapat
dalam keluaran pencampur. Karena rangkaian penguat tala IF selalu bekerja pada
frekuensi tetap (fIF), maka sering digunakan filter-filter keramik atau kristal
untuk dapat melakukan pemilahan yang baik.
6. Pembatas Penguat Tala IF.
Berfungsi membatasi sinyal keluaran
dari penguat tala IF. Pada blok diagram radio penerima FM di atas,
pembatasan ini berfungsi untuk mendapatkan nilai linear dari sinyal IF sebelum
masuk ke Detektor yang sering berupa rangkaian Diskriminator fasa. Penguat tala
IF dan Pembatas Penguat Tala IF membentuk sebuah rangkaian BPF dengan
Band Width 150 kHz pada nilai tengah 10,7 MHz.
7. Detektor AGC.
Automatic Gain Control. Merupakan
umpan balik negatif dengan mencuplik amplitudo sinyal dari penguat IF untuk
menggerakkan rangkaian AGC yang selanjutnya mengendalikan gain dari Penguat
Tala RF dan Penguat Tala IF.
8. Diskriminator.
Pada dasarnya merupakan detektor FM
yang berfungsi memulihkan sinyal pesan asli dari masukan IF termodulasi.
Detektor jenis ini mendeteksi simpangan frekuensi (deviasi frekuensi) pada
sinyal pembawa termodulasi FM dan mengubahnya menjadi beda tegangan pada
keluarannya.
9. AFC.
Automatic Frequency Control bekerja
berdasarkan feedback negatif yaitu dengan diturunkan sebuah sinyal yang
besarnya sebanding dengan deviasi rata-rata dari frekuensi tengah yang diterima
pada titik tengah Band Pass IF penerima. Sinyal ini digunakan untuk mengubah
reaktansi sebuah varaktor pada rangkaian osilator untuk menggeser frekuensinya,
sehingga cukup untuk mengimbangi deviasi dan membawa sinyal tersebut kembali ke
tengah Band Pass IF.
10. De-Emphasis.
Pada Blok Diagram radio FM,
rangkaian ini berfungsi menekan kebisingan penerimaan akibat penerapan
pre-emphasis pada pemancar dengan 6 dB/Oktaf, dengan demikian jaringan
kebisingan dapat diratakan pada sisi keluarannya.
11. Volume dan Penguat Audio.
Bertugas menaikkan tingkat daya
sinyal audio keluaran detektor setelah melalui de-emphasis ke harga yang cocok
untuk menggerakkan pengeras suara.
12. Pengeras Suara (Loudspeaker).
Mengubah informasi sinyal listrik
audio kembali ke bentuk aslinya yaitu gelombang suara. Dalam praktek, banyak
sekali variasi dari sistem penerima radio FM yang dapat dijumpai, sehingga
tidak satupun diagram blok radio fm yang dapat dianggap khas.
Rangkaian Radio Penerima FM Stereo
Rangkaian radio penerima FM stereo
diatas dapat diuraikan dalam 3 bagian urutan sebgai berikut.
Bagian FM Tuner, bagian ini berfungsi untuk memilih pancaran gelombang radio dari pemancar radio FM. Rangkaian tuner FM pada rangkaian diatas menggunakan IC TDA7021 yang merupakan receiver FM dengan teknologi Micro Tuning Sistem (MTS) dan penguat IF (Intermediate Frequency) dengan sistel FLL (Frequency Locked Loop) dengan frekuensi IF 76 KHz. Rangkaian tuner ini memberikan output berupa sinyal informasi dari pemancar radio FM yang masih mono.
Bagian Demodulator FM Stereo, bagian ini berfungsi untuk memulihakan kanal stereo sinyal informasi yang dipancarkan oleh pemancar FM stereo. Rangkaian demodulator FM stereo ini menggunakan IC TD7040 yang merupakan decoder FM stereo tipe PLL (Phase Locked Loop).
Bagian Penguat Audio, rangkaian ini berfungsi untuk menguatkan sinyal audio (sinyal informasi) stereo agar bisa menggerakan loud speaker. Rangkaian penguat audio dibagun menggunakan penguat audio IC TDA7050 yang merupakan penguat audio dengan tegangan kerja rendah (Low Voltage Amplifier) stereo.
Rangkaian radio penerima FM stereo diatas dilengkapi dengan pengatur level sinyal audio (volume control) menggunakan potensiometer stereo 22 KOhm.
Bagian FM Tuner, bagian ini berfungsi untuk memilih pancaran gelombang radio dari pemancar radio FM. Rangkaian tuner FM pada rangkaian diatas menggunakan IC TDA7021 yang merupakan receiver FM dengan teknologi Micro Tuning Sistem (MTS) dan penguat IF (Intermediate Frequency) dengan sistel FLL (Frequency Locked Loop) dengan frekuensi IF 76 KHz. Rangkaian tuner ini memberikan output berupa sinyal informasi dari pemancar radio FM yang masih mono.
Bagian Demodulator FM Stereo, bagian ini berfungsi untuk memulihakan kanal stereo sinyal informasi yang dipancarkan oleh pemancar FM stereo. Rangkaian demodulator FM stereo ini menggunakan IC TD7040 yang merupakan decoder FM stereo tipe PLL (Phase Locked Loop).
Bagian Penguat Audio, rangkaian ini berfungsi untuk menguatkan sinyal audio (sinyal informasi) stereo agar bisa menggerakan loud speaker. Rangkaian penguat audio dibagun menggunakan penguat audio IC TDA7050 yang merupakan penguat audio dengan tegangan kerja rendah (Low Voltage Amplifier) stereo.
Rangkaian radio penerima FM stereo diatas dilengkapi dengan pengatur level sinyal audio (volume control) menggunakan potensiometer stereo 22 KOhm.
- Langkah kerja Pratikum
- Melengkapi peralatan dan bahan pratikum yang akan digunakan ,memeriksa terlebih dahulu peralatan dan memastikan dalam keadaan bekerja.
- Merakit dan menginstalasi trainer penerima FM engan benar.
- Mencari salah satu siaran yang paling bersih.
- Melakukan pengukuran pada keluaran dari bagian tuner yang akan menghasilkan IF sebesar 10,7 KHz dan menggambarkan bentuk sinyal dan mencatat pada table berikut ini.
- Melakukan pengukuran pada bagian keluaran IF Amplifier, membandingkan sinyal keluaran sinyal yang masuk pada bagian ini.Apa yang diperkuatkan dan berapa penguatan pada bagian ini.
- Pada bagian FM Demodulator terjadi pemisahan antara sinyal carrier dengan sinyal informasi lakukan pengamatan dan gambarkan bentuk dari keluaran rangkaian ini?
- Pada bagian terakhir melakukan pengukuran pada bagian audio, brerapa kali penguatan yang ilakukan pada bagian ini? Dan menggambarkan bentuk sinyal outputnya.
- Evaluasi / Penugasan
- Pada system penerima stereo paa bagian mana terjadi pemisahan sinyal kanal suara stereo,apa nama bagiannya? Lakukan pengukuran untuk masing-masing kanal pada keluaran tersebut? Gambarkan bentuk kedua sinyal dari masing-masing bagian.
- Buatkan blok diagram penerima FM stereo sesuai dengan trainer anda?
- Apa fungsi rangkain AFC pada penerima FM? Dan jelaskan prinsip kerjanya?
Jawab: rangkaian AFC digunakan untuk
mengubah reaktansi sebuah varaktor pada rangkaian osilator untuk menggeser
frekuensinya, sehingga cukup untuk mengimbangi deviasi dan membawa sinyal
tersebut kembali ke tengah Band Pass IF.
- Kenapa pada penerima FM kualitas audio lebih bagus dibandingkan dengan penerima AM?
Jawab: karena pada penerima FM
modulasi yang digunakan modulasi frekuensi,
yaitu sinyal termodulasi frekuensi bervariasi mengikuti
variasi amplitudo sinyal infotmasi. FM lebih tahan terhadap gangguan sehingga
di pilih untuk sebagai modulasi standart untuk frekuensi tinggi.Noise lebih
kecil dan (kualitas lebih baik .Daya yang dibutuhkan lebih kecil.
- Jika Δf pemancar FM sebesar 200 KHz tentukan banyaknya kanal siaran dari stasiun pemancar pada spectrum frekuensi FM?
- Kesimpulan
- Sistem radio AM dan FM sama-sama menggunakan prinsip heterodyne.
- Beberapa bagian blok diagram penerima AM seperti AGC dapat juga digunakan pada penerima FM.
- Perbedaan Radio AM dan Radio FM – Dilihat dari jenis modulasinya radio penerima dibedakan dalam dua macam yaitu Radio AM jika modulasi yang digunakan modulasi amplitudo yang mempunyai sifat amplitudo sinyal termodulasi bervariasi mengikuti variasi amplitudo sinyal informasi. Radio penerima jenis yang kedua adalah radio FM jika modulasi yang digunakan modulasi frekuensi, yaitu sinyal termodulasi frekuensibervariasi mengikuti variasi amplitudo sinyal infotmasi.
- Frekuensi pembawa radio modulasi amplitudo (AM) dalam cakupan 535 sampai 1605 kHz. Pembawa frekuensi dari 540 sampai 1600 kHz ditandai dengan interval 10 kHz. Radio FM mempunyai band dari 88 sampai 108 MHz antara televisi kanal 6 dan 7 VHF. Stasiun FM ditandai dengan frekuensi senter pada 200 kHz pemisahan dimulai pada 88,1 MHz untuk maksimum 100 stasiun. Stasiun FM ini mempunyai deviasi maksimum 75 kHz dari frekuensi senter upper 25 kHz dan lower “jalur pemandu’ untuk meminimkan interaksi dengan pengaturan band frekuensi.
- Informasi dipancarkan dari stasiun radio AM, secara listrik gambaran suara (yang diambil dari mikropon atau sumber program lain) digunakan untuk memodulasi amplitudo gelombang pembawa kemudian dipancarkan dari antena pemancar stasiun radio. Ini kontras dengan radio FM dimana sinyal digunakan untuk modulasi frekuensi pembawa. Spektrum frekuensi antara 535 kHz dan 1605 kHz dan gelombang pembawa dipisahkan dengan 10 kHz.
Langganan:
Postingan (Atom)