LAPORAN PRATIKUM
TEKNIK AUDIO DAN RADIO
“INSTALASI AUDIO HIFI”
OLEH
SALMANILA/1203044
A. TUJUAN
Setelah pratikum ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menginstalasi
perangkat audio HiFi
2. Mengetahui
fungsi peralatan audio HiFi
3. Mengetahui
troubleshooting dasar peralatan audio HiFi
B.
ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang dibutuhkan pada pratikum kali ini
adalah:
1. Amplifier = 1 set
2. Mixer
Audio = 1 set
3. Audio
Player = 1 set
4. Loudspeaker = 2 buah
5. Kabel
=
secukupnya
C.
TEORI PENUKUNG
System Tata suara merupakan sekumpulan peralatan dalam
pengaturan suara atau bunyi untuk menghasilkan kualitas bunyian yang baik pada
suatu acara pertunjukan,pertemuan, rekaman dan lain-lain. Tata suara erat
kaitannya dengan pengaturan penguatan suara agar bisa didengar keras tanpa
mengabaikan kualitas suara-suara yang dikuatkan. Pengaturan tersebut meliputi pengaturan
mikropon-mikropon, kabel-kabel, prosesor dan efek suara, serta pengaturan
konsul mixer, juga audio power amplifier dan speaker-speakernya secara
keseluruhan.
Pada instalasi tata suara paling sederhana dilihatkan pada
gambar 1, dimana bagian input berfungsi menerima signal masukan dari mikrofon,
pemutar music dan peralatan penghasil bunyi lainnya.
Microphone
berfungsi merubah getaran suara menjadi signal listrik dan mengirimnya melalui
kabel menuju mixer audio. Mixer menerima signal suara dan music melalui setiap
kanalnya kemudian dilakukan proses mixing dan balancing. Proses ini dilakukan
untuk mencampur dan menyeimbangkan suara yang diterima yang kemudian dikirimkan
lagi melalui kabel kerangkaian power amplifier.
Dalam system sederhana, power amplifier kadang terdapat
dalam satu kemasan dengan mixer yang disebut power mixer, atau juga power
amplifier yang tercakup dalam kotak speaker yang lebih kita kenal dengan
speaker aktif. Namun betapapun besar dan rumitnya sebuah system, tetap akan
berada pada prinsip diatas tadi seperti yang terlihat pada gambar 1.
Dalam system yang lebih besar akan terdapat beberapa
peralatan tambahan yang tentu saja akan terdapat banyak pengaturan. Pada gambar
2, terlihat system yang lebih kompleks. Ini adalah yang biasa diterapkan bagi
kafe,pub,bar, atau club yang menampilkan music live dan ber-area tidak terlalu
luas.
A.
LANGKAH KERJA
1.
Pasang dan rakitlah peralatan audio
seperti pada gambar 2 dan sesuaikan dengan peralatan yang tersedia.
2.
Masukkan input mixer dengan
peralatan penghasilan bunyi seperti microphone, ipod, mp3 player, computer, CD
dan lainnya.
3.
Atur pengaturan, bass dan trable
pada posisi tengah dan atur besaran volume seperlunya (sesuaikan dengan kuat
bunyi).
4.
Lepaskan
loudspeaker hubungkan, pasang AFG pada bagian input mixer serta hubungkan ke
chanel 1 osiloskop dan output dari power amplifier pada chanel 2 osiloskop.
5.
Atur input AFG pada posisi 1 KHz
dengan amplitude sebesar 50 mVp-p, berapa tegangan output yang dihasilkan? 14 Vp-p , dan tentukan juga beda fase = 180 derjat (gambarkan bentuk sinyal)
6.
Atur pengaturan penguatan input
dengan membesar dan mengecilkan gain, volume perchanael, volume master dan
volume dari power amplifier hingga menghasilkan sinyal output yang dapat
terbaca dan tidak cacat 48 Vp-p.
berapa besar penguatan dari rangkaian keseluruhan yang anda gunakan 59,6 dB(hitung dalam satuan desibel).
=20 log
vout/Vin
=20 log 48000/50
=20 log 960
=20x2,98
=59,6 Db
=20 log 48000/50
=20 log 960
=20x2,98
=59,6 Db
7.
Aturlah pengaturan berbagai kondisi
dari peralatan mixer dan dengankan serta amati setiap perubahan bunyi dari
setiap perubahan pengaturan dari mixer.
|
|
volume
|
pan
|
fx
|
low
|
mid
|
hight
|
comp
|
|
Min
|
-
|
Min=-
Max
2,0 vpp
20 volt
|
-
|
|
|
|
|
|
Medium
|
4.8 pp
48 volt
|
4,8 vpp
40 volt
|
4,8 vpp
40 volt
|
4,8 vpp
40 volt
|
4,8 vpp
40 volt
|
4,8 vpp
40 volt
|
4,8 vpp
40 volt
|
|
max
|
54 volt
|
10 volt
|
54 volt
|
54 volt
|
54 volt
|
54 volt
|
54 volt
|
B.
EVALUASI DAN PENUGASAN
1.
Lengkapilah teri tentang peralatan yang
anda gunakan pada peraltan anda!
bagian-bagian
Mixer:
-gain yaitu penguat awal yang berfungsi sebagai penguat
sinyal.
-comp(compressor)
berfungsi menekan sinyal yang berlebih agar keluaran audio stabil ,pada
pratikum kami mendapat data standar posisinya ditengah.
-fx fungsinya menambah efek
-fx main berfungsi untuk menguatkan keseluruhan channel
-main mix berfungsi untuk volume secara keseluruhan
-low cut berfungsi sebagai pemotong
frekuensi rendah.
C.
JAWABAN
1.
MIXER
mixer berfungsi sebagai pencampur suara, sebuah mixing
console, apakah itu analog maupun digital, atau juga disebut soundboard /
mixing desk (papan suara) adalah sebuah peralatan elektronik yang berfungsi
memadukan (lebih populer dengan istilah "mixing"), pengaturan jalur
(routing) dan mengubah level, serta harmonisasi dinamis dari sinyal audio.
2.
AMPLIIER
Amplifier adalah
rangkaian komponen elektronika yang dipakai untuk menguatkan daya
(atau tenaga secara umum). Dalam bidang audio, amplifier akan menguatkan
signal suara yaitu memperkuat signal arus (I) dan tegangan (V)
listrik dari inputnya menjadi arus listrik dan tegangan yang lebih besar (daya
lebih besar) di bagian outputnya. Besarnya penguatan ini sering dikenal dengan
istilah gain. Nilai dari gain yang dinyatakan sebagai fungsi
penguat frekuensi audio, gain power amplifier antara 20 kali sampai
100 kali dari signal input.
Audio Mixer
Audio mixer secara luas
digunakan dalam berbagai keperluan, termasuk studio rekaman, sistem panggilan
publik (public address), sistem penguatan bunyi, dunia penyiaran baik radio
maupun televisi, dan juga pasca produksi pembuatan film. Suatu contoh yang
penerapan sederhana, dalam suatu pertunjukan musik misalnya, sangatlah tidak
efisien jika kita menggunakan masing masing amplifier untuk menguatkan setiap
bagian baik suara vokal penyanyi dan alat alat musik yang dimainkan oleh band
pengiringnya.
Disini Audio mixer akan
menjadi bagian penting sebagai titik pengumpul dari masing masing mikropon yang
terpasang, mengatur besarnya level suara sehingga keseimbangan level bunyi baik
dari vokal maupun musik akan dapat dicapai sebelum diperkuat oleh amplifier.
Mixer adalah salah satu
perangkat paling populer setelah microphone. Kita lebih mengenalnya dengan
sebutan mixer, mungkin kebanyakan kita menyebutnya demikian karena fungsinya
yang memang mencampur segala suara yang masuk, kemudian men-seimbangkannya,
menjadikannya salura dua kanal (L-R kalau stereo, dan satu kalau mono),
kemudian mengirimkannya ke cross-over aktif baru diumpan ke power amplifier dan
terakhir ke speaker.
Mixing console menerima
berbagai sumber suara. Bisa dari microphone, alat musik, CD player, tape deck,
atau DAT. Dari sini dengan mudah dapat dilakukan pengaturan level masukan dan
keluaran mulai dari yang sangat lembut sampai keras. Kalau kita misalkan sebuah
system audio iu umpamakan sebagai tubuh manusia, snake cable bisa kita
umpamakan sebagai system syaraf, dan mixing console sebagai jantungnya.
Bila terjadi suatu masalah
dengannya, berarti system tersebut sedang dalam masalah besar. Salah satu
syarat terpenting dalam mixing console yang baik adalah mempunyai input gain
yang baik, pengaturan eq yang juga baik. Maka dengan demikian akan dapat
dilakukan pengaturan yang lebih sempurna dan optimal terhadap setiap input
microphone, atau apapun yang menjadi sumber suaranya. Ada banyak tipikal
pengaturan yang terdapat dalam sebuah mixing console.
Menu Umum Pada Mixer
Gain disebut juga input level
atau trim, biasa terdapat pada urutan paling atas dari setiap channel mixing
console. Fungsinya adalah untuk menentukan seberapa sensitive input yang kita
inginkan diterima oleh console. Apakah berupa signal mic atau berupa signal
line (keyboard, tape deck, dll). Tombol ini akan sangat membantu untuk mengatur
signal yang akan masuk ke console. Bila signal lemah, maka dapat dilakukan
penambahan, bila terlalu kuat dapat dikurangi.
Contoh : untuk penyanyi yang
suaranya lemah atau tidak meiliki power yang baik, diperlukan penambahan gain
yang lebih. Sedangkan untuk gebukan kick drum, mungkin dilakukan dengan sedikit
penambahan. Ini dilakukan agar menjaga setiap input yang masuk ke mixer tetap
optimal. Input gain yang terlalu besar akan menyebabkan distorsi, sedangkan
kalau terlalu lemah akan membutuhkan penambahan yang bila berlebihan akan
menyebabkan noise.
Jadi input gain stage adalah
hal yang paling penting dan kritis, karena dari sinilah semua suara yang
berkualitas dimulai. Makanya usahakanlah untuk menjaga agar setiap input tetap
clean dan clear sebisa mungkin. Sebab noise dan distorsi yang diakibatkan dalam
poin ini akan mengalir terus ke seluruh system dan membuat seluruhnya jadi
terganggu. Bila ternyata input gain sangat besar atau bahkan terlalu besar
sehigga setelah dikurangi juga masih saja terlalu kuat, maka untuk itu terdapat
switch PAD pada console yang fungsinya adalah untuk menurunkan gain input
signal mulai –20 sampai –30 db.
Pada setiap channel di mixing
console selalu terdapat Equalizer Section. Fungsinya yaitu sebagai pengatur
tone untuk me-modifikasi suara yang masuk pada channel tersebut. Umumnya sound
engineer melakukan perubahan sound melalui EQ bertujuan dua :
- untuk mengubah sound instrument menjadi sound yang lebih disukai
- untuk mengatasi frekuensi dari input yang bermasalah, misalnya feedback, dengung, overtune, dll.
Pengaturan yang sangat
mendasar dari EQ adalah berupa Low dan Hi, kemudian penambahan dan pengurangan
(boost/cut). Atau ada juga yang lebih kompleks dengan 4 jalur dengan fungsi
yang full parametric. Namun tak perduli seperti apa tipe EQ yang terdapat dalam
console, karena tetap dalam tujuan yang sama untuk membantu menemukan sound
yang terbaik.
Yang dimaksud fix di atas
adalah pada EQ tersebut tidak memiliki tombol untuk memilih frekuensi yang akan
di-setting. Karena frekuensi yang akan “dikerjai” telah ditetapkan dari pabrik.
Pembagian frekuensi pada EQ jenis ini mirip dengan pembagian yang terdapat pada
crossover, hanya terdiri atas :
- Low, dan hi-pada EQ 2way
- Low, Mid dan Hi-pada EQ 3way
- Low, Low Mid, Hi mid dan Hi-pada EQ 4 way
Memutar tombol boost/cut akan
memberi pengaruh sampai 12 atau 15 db tergantung mixing console apa yang anda
gunakan.
Biasa disebut Quasi
Parametric atau Semi Parametric (bukan full parametric-karena tanpa pengatur
bandwitch). Pada EQ yang full parametric kita dapat melakukan pengaturan untuk
setiap parameternya. Apakah itu parameter frekuensi, bandwitch, ataupun
parameter level. EQ tipe ini mempunyai kemampuan set-up yang sangat fleksibel,
dan biasanya menyediakan pengontrolan mid-range dengan system EQ-3 atau 4
jalur.
Cara kerja :
1.
Lakukan pemutaran pada tombol freq untuk memilih freq yang akan diatur.
2. Putar
tombol boost/cut untuk penambahan atau pengurangan pada frekuensi yang kita
pilih tadi. Misalnya untuk mengatur frekuensi low mid pada drum.
3.
Biarkan frekuensi lain tetap pada sound flat.
4. Putar
tombol boost/cut sampai habis ke kiri, atau pada posisi kira-kira jam 7.
5. Putar
tombol frekuensi sampai sound yang terdengar boomy tadi terdengar hilang.
6.
Setelah frekuensi yang dicari ketemu, lakukan pengaturan lagi pada tombol
boost/cut. Karena melakukan pemotongan yang terlalu ekstrm pada frekuensi low
mid bisa mengakibatkan sound yang terdengar “kosong”.
Kita juga dapat melakukan
pengaturan untuk vokal pada frekuensi 3,5KHz saja tanpa memengaruhi keseluruhan
frekuensi Hi Mid lainnya. Mixing console dengan pengaturan mid tunggal biasanya
bisa dibeli dengan harga yang lebih ekonomis, sementara mixing console versi
lain yang dilengkapi dengan pengaturan Low Mid dan Hi Mid agak lebih mahal.
Ada juga model pengaturan Eq
dengan tombol Mid yang sebenarnya sama saja dengan tipe sebelumnya. Hanya saja
tombol pemilih frekuensi dan tombol cut/boost berada dalam satu tempat. Untuk frekuensi
diatur oleh tombol yang sebelah luar, sedang untuk boost atau cut dilakukan
oleh tombol sebelah dalam. Tipe ini juga sering terdapat pada mixing console
yang full parametric Eq dengan system 4 way. Desain seperti ini dilakukan oleh
pabrik pembuatnya karena alasan menghemat tempat. Desain sebuah mixing console
juga merupakan suatu hal yang penting dan menentukan.
48v Phantom
Ada beberapa tipe microphone
yang salah satunya adalah merupakan mic condeser, mic jenis ini butuh tenaga
tambahan untuk membuatnya bekerja. Untuk itulah tombol 48v phantom berfungsi
yang bila diaktifkan akan mengirim 48v DC ke microphone sebagai penyuplai
tenaga, atau juga ke DI Box aktif. Perhatikanlah baik-baik, karena pada
beberapa mixing console tidak terdapat switch phantom secara individual,
melainkan hanya terdapat satu tombol saja untuk mengaktifkan phantom bagi
seluruh channel, maka periksalah terlebih dahulu, bila semua kabel yang
terkonek ke konsole adalah merupakan input balance, ini tidak akan menimbulkan
masalah. Tetapi bila salah satu atau beberapa di antaranya merupakan tidak
balance, maka ini akan menimbulkan masalah.
Seperti yang telah
diterangkan sebelumnya, tombol ini berfungsi untuk mengurangi gain input dari
20 samapi 30db. Tombol ini bukan merupakan tombol putar yang bisa diatur
pengurangannya, melainkan tombol tekan. Bila tombol PAD ditekan gain input akan
berkurang antara 20 sampai 30db tergantung mixer (baca:manual booknya). Dan
bila anda kurang teliti, ini akan menyebabkan mic jadi tidak terdengar karena
pengurangan tersebut. Jadi tombol PAD diperlukan hanya untuk signal yang
overload. Dan itupun bila setelah dikurangi pada tombol gain ternyata masih
tetap terlalu kuat.
Adalah untuk membalikan
phase. Pada setiap masukan selalu terdiri minimal lebih dari satu sambungan.
Misalnya microphone yang dengan konektor XLR pasti terdapat tiga pin
(pin1-ground, pin2-hot/positif, pin3 cold/negatif). Bila salah satu pin
terbalik (pin2 dan pin3), maka suara yang dihasilkan akan berbeda. Ini sangat
terasa bila terjadi pada channel kick drum, kalau pin berada pada posisi benar,
maka pada saat kick dihentak, konus speaker akan bergerak kedepan dan
menghembuskan udara ke arah anda bukannya ke belakang. Sedang kalau pin
terbalik, konus akan bergerak ke belakang dan menghisap udara dari arah anda.
Untuk itulah tombol reverse
berguna, yang bila diaktifkan akan membalik phase dari channel (positif menjadi
negatif). Ini juga berguna untuk kasus dua buah mic dengan posisi sangat
berdekatan sehingga terjadi canceling phase, yang akan mengakibatkan sound
terdengar hampa (dengan kehilangan suara rendahnya). Hal ini sering terjadi
bila anda tidak teliti terhadap semua plus minusnya kabel. Dan jangan cepat
panik bila saat anda setting disuatu tempat, anda mendengar nada rendah yang
terlihat loyo, bisa terjadi dikarenakan keterbalikan phase tersebut.
Contoh sederhana : hubungkan
output dari cd player ke mixing console dan dengarkan suaranya dengan seksama.
Kemudian tekanlah tombol reverse dari salah satu channel. Dengarkan lagi
suaranya, pasti salah satunya lebih baik.
Switch tekan ini untuk
mengubah sirkit gain control. Tergantung apakah yang menjadi input adalah mic,
effect return atau tape deck/CD. Pada banyak mixing console terdapat terminal
input yang terpisah antara mic dan line input pada channel yang sama. Input mic
biasanya menggunakan tipe konektor balans 3 pin XLR atau kadang biasa disebut
jack Canon. Sedangkan line input menggunakan jack seperti yang biasa dipakai
jack gitar.
Hal ini memungkinkan untuk
mencolokkan dua input yang berbeda dalam satu channel, dan switch ini untuk
mengaktifkan salah satu input yang kita inginkan di antara keduanya. Sebagai
contoh, anda dapat mencolokkan effect return dngan gain yang diset rendah pada
mic input kemudian mencolokkan lagi tape deck pada line input channel yang
sama. Pada saat band sedang show dan tape deck tidak dibutuhkan, anda tinggal
men-switch tombol tersebut pada posisi mic. Kemudian pada saat band telah
selesai dan butuh playback musik dari tape deck/CD, anda juga tinggal
men-switchnya pada posisi line. Ini bisa dilakukan untuk menghemat channel,
khususnya apabila console yang digunakan tidak terlalu besar.
Akan memotong frekuensi
rendah dari input yaitu dari 80 Hz ke bawah. Ini dapat diaktifkan (IN) bila
dari sumber suara tidak memproduksi suara dengan jangkauan frekuensi serendah
itu. Misalnya Hi-Hat, vokal, gitar (khususnya akustik). Namun tidak perlu
diaktifkan (OUT) terhadap channel drum (kick dan beberapa tom) dan bass gitar.
Karena bila diaktifkan akan mengakibatkan channel tersebut kehilangan frekuensi
rendahnya.
Merupakan switch sederhana
untuk mengaktifkan dan menon-aktifkan section EQ pada channel. Juga berguna
untuk membandingkan sound yang telah diEQ hanya dengan menekan tombol tersebut
bolak-balik.
Disebut juga Subgroup
Assigns, hanya terdapat pada mixing console yang memiliki group. Misalkan pada
mixing console tersebut tertulis 16/2 berarti 16 channel 2 output (L/R). Ini
menunjukkan bahwa mixing console tersebut tidak memiliki group. Namun bila
tertulis 16/4/2, ini berarti mixing console tersebut memiliki 16 channel, 4
group dan 2 master L/R. Group assigns adalah yang menentukan kemana signal
channel akan dikirim. Apakah ke group atau ke master L/R. Misalnya dalam sebuah
mixing console yang memiliki 4 group, kita dapat mengirim semua channel drum ke
group 1, gitar dan bas ke group 2, keyboard ke group 3 dan vokal ke group 4.
Sedangkan bila tersedia 8
group, kita dapat melakukan hal yang sama namun semuanya dalam stereo. Yang
kemudian seluruhnya dikirim ke master L/R. Mungkin akan timbul pertanyaan,
sepertinya ini tidak begitu berarti, karena akhirnya seluruhnya dikirim juga ke
master L/R. Bukankah lebih baik mengatur langsung dari master? Tapi dalam
kenyataannya tidak begitu. Misalnya pada saat soundcheck kita telah membalans
dan menyeimbangkan seluruh channel dan kemudian kita gabungkan dengan bass
gitar dalam group 1-2.
Pada saat pertunjukan sedang
berlangsung, kita hanya perlu mengawasi group 1-2 saja untuk mengontrol level
keseluruhan channel drum dan bass. Begitu juga dengan backing vokal atau
instrument yang kita gabungkan dalam group yang sama. Sebagian besar group
assigns juga dilengkapi dengan pan control individual. Menggunakan group akan
sangat membantu kita mengoperasikan system pada penampilan live.
signal dari channel dapat
dikirim ke group mana yang kita mau atau juga dikirim ke master. Misalnya kita
kirim channel penyanyi utama ke master L/R sedang channel dari backing vokal ke
group yang kemudian di-insert gate hanya untuk group tersebut. Dan masih banyak
kemungkinan lain.
Tombol PFL (Pre Fade
Listening) akan membantu untuk mendengar (melalui headphone) channel yang
tombol PFL / SOLOnya diaktifkan. Juga untuk men-check gain signal pada channel.
Misalnya pada saat soundcheck, sebelum membuka fader dari channel, tekan tombol
PFL, maka pada led indikator channel akan terlihat seberapa besar gain input
yang masuk (apakah overload atau terlalu kecil) sebelum suara dikirim ke
seluruh system.
Pada beberapa tipe
mixing console terdapat hanya tombol SOLO yang berguna pada saat soundcheck dan
berfungsi untuk mengirim hanya channel yang ditekan tombol solonya ke master
L/R. Ingat! Pastikan tombol ini dalam posisi out sebelum band mulai bermain.
Atau ini akan menjadi hal yang sangat memalukan.
Dari tombol putar ini dapat
dikirim signal dari channel tersebut keluar mixing console (melalui terminal
aux out pada terminal keluaran di panel belakang mixer), kemudian dari tombol
ini juga dapat dikontrol level signal yang dikirimnya tadi. Signal yang dikirim
ini terpisah sama sekali dari keluaran master. Ini berguna untuk mengirim
signal ke system monitor, atau juga ke berbagai macam unit effec, dan dari
keluaran effect dikirim lagi ke channel yang berbeda pada mixing console. Mixer
yang pling sederhana sekalipun sedikitnya memiliki satu atau dua AUX SEND. Satu
untuk mengirim signal ke monitor dan satu untuk mengrim effect (echo, reverb).
Sedang pada mixing console yang lebih besar memiliki 4-6 atau 8 aux send yang
kemudian dibagi lagi atas Pre Fade atau Post Fade.
Pada mixer besar umumnya
terdapat auxiliary yang terbagi atas pre fade dan atau post fade. Signal yang
dikirim dari Pre fade tidak mengalami pengaruh dari channel atau belum
mengalami proses dari channel. Itulah makanya Pre fade yang Pre EQ baik dan
ideal digunakan untuk mengirim signal ke monitor section.
Adalah kebalikan dari pre
fade. Yang semua signal yang dikirim melalui post fade adalah telah melalui
proses dari channel atau ikut pengaruh dari channel fader, baik EQ maupun
levlnya. Post fade sering digunakan untuk mengirim signal ke effect, atau
mengirim signal ke mixer yang tepisah untuk keperluan broadcast (Stasiun TV
atau Radio), dll. Tidak ada keterikatan dalam pemilihan penggunaan Auxiliary
Send. Bisa saja menggunakan Pre fade untuk mengirim signal ke effect karena
akan mendapatkan level original dariminput. Hanya saja tetap harus melakukan
pengontrolan level dari effect pada saat yang bersamaan.
Setiap auxiliary dari channel
memiliki satu tombol lagi sebagai pengatur level untuk keseluruhannya. Misalnya
aux 1 setiap channel memiliki master aux 1 untuk mengatur seluruh level dari
aux 1 setiap channel. Begitu juga auxiliary lainnya. Yang berarti bila mixer
meiliki 4 auxiliary out, maka akan terdapat 4 auxiliary master. Perhatikan
beberapa tombol sejenis seperti Aux Master, Effect Master, Monitor Master, atau
sesuatu yang kurang lebih adalah berfungsi sama. Untuk pen-settingan awal putar
tombol tersebut pada posisi jam 2, baru lakukan pen-settingan pada channel.
Bila ternyata masih kurang kuat, tambah lagi, atau bila terlalu keras, kurangi.
Semuanya tergantung situasi.
Signal yang telah dikirim
melalui auxiliary out ke unit effect apakah Delay, Reverb atau lainnya akan
dikirim kembali ke mixing console untuk digabungkan dan diseimbangkan secara
tepat dengan level dari signal orisinil source tadi. Walupun cukup banyak juga
mixing console yang memiliki pengaturan effect return secara khusus. Yang
biasanya bukan dalam bentuk slider (potensio geser). Bila memang masih terdapat
channel yang dapat digunakan sebagai masukan effect, kita dapat melakukan
pegaturan sengan slider yang lebih memudahkan seperti melakukan pengaturan pada
channel standard. Namun pengaturan dengan aux return juga sama seperti yang
kita lakukan pada channel, hanya dengan memutar ke arah kanan dan kiri untuk
menambah dan mengurangi level effect. Perhatikan! Bila anda membuka sedikit
saja Aux Send dari channel yang telah digunakan sebagai effect return, akan
berakibat feed back dan noise. Atasi segera dengan menurunkan level dari
channel, kemudian periksa Aux Send pada channel.
Struktur Audio Mixer
Jalur masukan (input)
biasanya dibagi menjadi beberapa bagian:
- Input Jacks / penguat muka mikropon (Microphone preamps)
- Basic input controls
- Channel EQ (High, Mid high,Mid and low)
- Bagian Routing termasuk Direct Outs, Aux-sends, Panning control and pengalamatan Subgroup
- Input Faders
- Subgroup faders
- Output controls termasuk Master level controls, EQ dan/atau Matrix routing
Pada konsul mixer buatan
yamaha di samping beberapa bagian tersebut diberi kode-kode warna untuk
memudahkan identifikasi yang cepat oleh operator.
Tergantung dari jenis
mixernya, apakah itu input mono atau stereo memiliki jalur input dengan
pengaturan sendiri-sendiri pada setiap inputnya. Pada sebagian besar mixer,
setiap kanal mempunyai jenis input XLR,RCA, atau Jack input ukuran 1/4 inci.
-
Amplifier
Amplifier adalah
rangkaian komponen elektronika yang dipakai untuk menguatkan daya
(atau tenaga secara umum). Dalam bidang audio, amplifier akan menguatkan
signal suara yaitu memperkuat signal arus (I) dan tegangan (V) listrik
dari inputnya menjadi arus listrik dan tegangan yang lebih besar (daya lebih
besar) di bagian outputnya. Besarnya penguatan ini sering dikenal dengan
istilah gain. Nilai dari gain yang dinyatakan sebagai fungsi
penguat frekuensi audio, gain power amplifier antara 20 kali sampai
100 kali dari signal input.
jadi gain merupakan hasil
bagi dari daya di bagian output (Pout) dengan daya di
bagian inputnya (Pin) dalam bentuk fungsi frekuensi. Ukuran dari
gain, (G) ini biasanya memakai decibel (dB). Dalam bentuk rumus hal ini
dinyatakan sebagai berikut: G(dB)=10log(Pout/Pin)).Pout adalah Power atau daya
pada bagian output, dan Pin adalah daya pada bagian inputnya.
Dalam bagian rangkaian
amplifier pada proses penguatan audio ini terbagi menjadi dua kelompok bagian penting
yaitu bagian penguat signal tegangan (V) kebanyakan menggunakan susunan
transistor darlington, dan bagian penguat arus susunannya transistor
paralel dan masing-masing transisistor berdaya besar dan menggunakan sirip
pendingin untuk membuang panas ke udara, sekarang ini banyak yang
menggunakan transistor simetris komplementer.
-
Speaker
loud speaker atau
speaker) adalah transduser yang mengubah sinyal elektrik
ke frekuensi audio (suara) dengan cara menggetarkan komponennya yang
berbentuk membran untuk menggetarkan udara sehingga terjadilah gelombang suara
sampai di kendang telinga kita dan dapat kita dengar sebagai suara.
Dalam setiap sistem penghasil
suara (loud speaker), pengeras suara merupakan juga menentukan kualitas suara di
samping juga peralatan pengolah suara sebelumnya yang masih berbentuk listrik
dalam rangkaian penguat amplifier.
Sistem pada pengeras suara
adalah suatu komponen yang mengubah kode sinyal elektronik terakhir menjadi
gerakan mekanik. Dalam penyimpan suara pada kepingan CD, pita
magnetik tape, dan kepingan DVD, dapat direproduksi oleh pengeras
suara loud speaker yang dapat kita dengar. Pengeras suara adalah sebuah
teknologi yang memberikan dampak yang sangat besar terhadap budaya kita. Pada
dasarnya, speaker merupakan mesin penerjemah akhir, kebalikan dari mikrofon.
Speaker dari sinyal elektrik dan diubahnya kembali menjadi getaran untuk
menggetarkan udara untuk membuat gelombang suara. Speaker menghasilkan getaran
yang hampir sama dengan yang diterima getarannya oleh mikrofon, yang direkam
dan dikodekan pada pita magnetik (tape), kepingan CD, LP, dan lain-lain.
Speaker tradisional melakukan proses ini dengan menggunakan satu
drivers atau lebih.
Sebuah drivers memproduksi
gelombang suara dengan menggetarkan cone yang fleksibel atau diafragma secara
cepat. Cone tersebut biasanya terbuat dari kertas, ataupun logam, yang
berdempetan pada ujung yang lebih besar pada suspension. Suspension atau
surround, merupakan material yang fleksibel yang menggerakkan cone, dan
mengenai bingkai logam pada drivers, disebut basket.
Ujung panah pada cone
berfungsi menghubungkan cone ke voice coil. Coil tersebut didempetkan pada
basket oleh spider, yang merupakan sebuah cincin dari material yang fleksibel.
Spider menahan coil pada posisinya sambil mendorongnya bergerak kembali dengan
bebas dan begitu seterusnya.
Proses spaker coil bergerak
maju mundur, kembali ke posisi semula dan seterusnya adalah sebagai berikut.
Garis gaya magnet yang konstan berasal dari magnet permanen dan coil. Kedua
magnet tersebut, yaitu elektromagnet dari coil dan magnet permanen,
berinteraksi satu sama lain seperti dua magnet yang berhubungan pada umumnya.
Kutub positif pada elektromagnet tertarik oleh kutub negatif pada bidang magnet
permanen dan kutub negatif pada elektromagnet ditolak oleh kutub negatif magnet
permanen.
Ketika orientasi kutub
elektromagnet bertukar, bertukar pula arah dan gaya tarik-menariknya. Dengan
cara seperti ini, arus bolak-balik melakukan dorongan dan tarikan antara voice
coil dan magnet permanen. Proses inilah yang mendorong coil kembali dan begitu
seterusnya dengan cepat. Sewaktu coil bergerak, ia mendorong dan menarik
speaker cone. Hal tersebut dapat menggetarkan udara di depan speaker, membentuk
gelombang suara. Speaker umumnya terdiri dari empat macam frekuensi operasinya
antara lain: woofer, midrange, tweeter, dan super tweeter.
Woofers merupakan tipe
drivers yang paling besar diameternya dirancang untuk menghasilkan suara bass
(frekuensi rendah), frekuensi suara 500 Hz ke bawah. Sedangkan midrange,
dirancang untuk frekuensi di tengah pada spektrum suara frekuensi 500 Hz sampai
frekuensi 4 KHz. Tweeter memiliki diameter paling kecil dan dirancang untuk
menghasilkan frekuensi suara 4 KHz ke atas, super tweeter paling tinggi di atas
10KHz ke atas. Untuk dapat membuat gelombang frekuensi tinggi, diperlukan
diafragma yang kecil ringan dan keras. Hal ini lebih sulit dilakukan dengan
cone yang berukuran besar dan berat.
3.
Cari dan jelaskan tentang istilah reinforcement !
Sebuah sistem penguatan suara adalah kombinasi dari mikrofon , sinyal prosesor
, amplifier , dan pengeras suara yang membuat suara hidup atau pra-rekaman
lebih keras dan juga dapat mendistribusikan suara-suara untuk audiens yang lebih
besar atau lebih
jauh
.Dalam beberapa situasi , sistem penguatan suara juga digunakan untuk
meningkatkan suara dari sumber-sumber di atas panggung , sebagai lawan hanya
memperkuat sumber berubah.
Sebuah
sistem penguatan suara mungkin sangat kompleks , termasuk ratusan mikrofon ,
audio pencampuran kompleks dan sistem pemrosesan sinyal , puluhan ribu watt
power amplifier , dan beberapa array loudspeaker , semua diawasi oleh sebuah
tim insinyur audio dan teknisi . Di sisi lain , sistem penguatan suara dapat
sesederhana sebagai alamat publik kecil ( PA ) sistem , yang terdiri dari
mikrofon yang terhubung ke loudspeaker diperkuat . Dalam kedua kasus , sistem
ini memperkuat suara untuk membuatnya lebih keras atau mendistribusikannya ke
khalayak yang lebih luas .
Beberapa
insinyur audio dan lain-lain dalam industri audio profesional tidak setuju
mengenai apakah ini sistem audio harus disebut penguatan suara ( SR ) sistem
atau sistem PA . Membedakan antara dua istilah oleh teknologi dan kemampuan
umum , sementara yang lain membedakan dengan penggunaan yang dimaksudkan (
misalnya , sistem SR adalah untuk mendukung acara live dan sistem PA adalah
untuk reproduksi pidato dan rekaman musik di gedung-gedung dan lembaga ) . Di
beberapa wilayah atau pasar , perbedaan antara dua istilah penting , meskipun
istilah yang dianggap dipertukarkan di banyak kalangan profesional .
4. Buatlah kesimpulan dari pratikum anda hari ini dengan menyesuaikan tujuan dari pratikum anda.
Dari pratikum yang telah dilakukan bersama kelompok , saya dapat melakukan instalasai perangkat audio HiFi sesuai dengan skema yang di berikan pada joobsheet.Pada instalasi audio HiFi ini saya dapat memahami tujuan dari pratikum ini,yaitu agar kita dapat melakukan pengaturan suara supaya suara yang dihgasilkan sesuai dengan suara yang kita harapkan .peralatan yang di atur kali ini terdiri dari peralatan mixer dan tone kontrol/equalizer.
Cara kerja dari perlatan
pengatur suara ini adalah,saat sinyal listrik yang berasal dari input(baik itu
mp3,cdplayer,microphone,dll) dikirimkan ke blok mixer,dan pada blok mixer
sinyal listrik tadi telah menjadi sinyal suara dan disini akan ada yang disebut
dengan proses mixing dan balancing,yang berfungsi untuk mencampurkan dan
menyeimbangkan suara tadi.jadi disini kita dapat melakukan pengaturan suara
sesuai dengan keinginan kita.kemudian suara tadi menuju blok power amplifier
untuk dikuatkan,yang akhirnaya sura tadi dikeluarkan melalui peralatan
outputmya yaitu speaker.











0 komentar:
Posting Komentar